Sunday, October 23, 2016

Norma dan Adat Jawa yang Hampir Musnah. Kamu yang Jawa, Masih Njawani Kaya Gini Nggak?

Kata orang, ada beda yang jelas antara orang Jawa dan orang-orang dari suku lain di Indonesia. Orang-orang bilang, mereka bisa tahu apakah kamu orang Jawa atau orang daerah lain dari cuma dari sikap dan cara bicaramu saja. Sebegitu terkenalnya orang Jawa sampai tanpa tanya daerah asal saja orang-orang bisa tahu kamu beneran dari Jawa atau daerah lain di Indonesia.
Sayangnya, seiring perubahan zaman yang terjadi, anak-anak muda berdarah Jawa kini tak lagi menunjukkan kejawaannya. Wong Jowo lali Jowone kalau kata orang-orang tua. Norma dan adat Jawa yang sedari dulu jadi kebanggaan orang Jawa kini seakan tak nampak lagi di anak mudanya. Sedih…

Kamu boleh tanya kepada orang-orang, salah satu sikap orang Jawa yang paling diingat adalah perkara keramahannya. Masih ingat kan ketika kamu kecil dulu sapa-menyapa di masyarakat Jawa benar-benar dijaga. Bahkan kepada orang yang nggak kamu kenal pun orang Jawa akan tersenyum ramah kepadanya. Jika berkaca pada situasi anak muda saat ini yang cenderung gampang marah hanya ketika dilihatin, apa nggak malu sama laluhurmu yang dikenal ramah itu?

Bagi orang Jawa, urusan kekeluargaan itu jelas jadi perkara yang harus dijunjung tinggi. Dalam aspek bermasyarakat, orang-orang Jawa jauh lebih mementingkan unsur kekeluargaan. Susah atau senang, mereka selalu ada untuk orang-orang terdekatnya. Berbeda jauh sama anak-anak Jawa generasi sekarang. Jangankan susah-senang bersama, yang ada malah saling sikut dengan dalih agar mampu bersaing di masyarakat.

Orang Jawa dan gotong royong memang sudah menjadi sebuah kesatuan yang susah dipisahkan. Ada ikatan yang membuat orang Jawa rela saling membantu antara satu sama lain. Tujuannya satu, agar masyarakat sekitarnya juga turut merasakan hidup dengan lebih baik. Artinya, satu sama lain mereka punya ikatan yang saling mendekatkan. Anak muda generasi sekarang? Boro-boro ikatan, nama tetangganya saja banyak yang nggak kenal.

Sangat susah memisahkan kesopanan dari salah satu budaya Jawa yang terkenal di masyarakat. Kalau kata orang-orang sih, yang wajib dicontoh dari orang Jawa itu ya kesopanan mereka. Terbukti dari tingkah dan cara bicara mereka kepada orang-orang sekitarnya.
Salah satu contoh nyata adalah bahasa yang digunakan untuk bicara pada orang-orang yang lebih tua. Kata demi katanya dipilih sedemikian rupa, mengesankan bahwa orang Jawa memang erat dengan yang namanya kesopanan. Tak ada sama sekali kesan kurang ajarnya. Berbeda jauh dengan generasi muda saat ini. Yang bahkan sama guru dan orangtua saja berani!

Mungkin hal tersebut sering kamu dengar keluar dari mulut temanmu yang orang Jawa. “Alon-alon asal kelakon” yang jadi prinsipnya. Meski terkesan nggak punya ambisi, tapi sejatinya orang Jawa nggak begitu, kok. Ambisi sih tetap ada. Cita-cita jelas nggak perlu lagi ditanya. Namun mereka lebih memilih untuk santai dan menghargai garis takdir. Percaya bahwa hal yang akan tiba pada masanya lebih mereka yakini daripada ngoyo dan melakukan segalanya agar cepat sukses.
Yah, tentunya hal ini berbeda jauh dengan anak muda generasi sekarang yang inginnya serba instan. Yang karena inginnya agar cepat sukses sampai tega mengorbankan segalanya.